Senin, 28 Juni 2010

LIMA KEMAMPUAN INTI FASILITATOR

By Irhamuddin | At Senin, Juni 28, 2010 | Label : | 0 Comments
Lima kemampuan inti, adalah, pertama, koordinasi. Seorang fasilitator hendaknya memiliki kapasitas untuk membina hubungan yang harmonis dengan para pelaku/stakeholder lokal (aparat pemerintah, lembaga-lembaga lokal, tokoh-tokoh masyarakat, pemeduli, swasta/ dunia usaha, dan lain-lain), serta masyarakat dampingan.

Yaitu, bagaimana memperlakukan dan berinteraksi dengan mereka serta menempatkan mereka berdasar prinsip kesetaraan. Kemampuan ini diharapkan dapat mendorong partisipasi dan pengawasan dari semua pihak, sehingga pelaku di semua tingkatan memiliki pemahaman atau persepsi yang sama terhadap program PK, sehingga akan muncul dukungan dan semangat dalam merencanakan, menyusun, menjalankan, mengawasi kegiatan secara bersama-sama. "Program PK membutuhkan berbagai dukungan apapun". Tanpa itu, PNPM Mandiri mustahil dapat sukses dijalankan.
Kedua, mediasi. Maksudnya adalah kemampuan membantu menjembatani, menjadi perantara dan perpanjangan-tangan proyek/program PNPM Mandiri kepada masyarakat, agar dapat mengakses potensi-potensi dan sumber daya yang mendukung pengembangan dirinya. Misalnya, sektor swasta, perguruan tinggi, LSM, dan peluang pasar. Fasilitator diharapkan juga mampu memediasi berbagai kepentingan dan berperan sebagai orang yang dapat menengahi apabila terjadi perbedaan kepentingan di antara kelompok atau individu di masyarakat. Perlu diingat, fasilitator di sini bukan sebagai pengambil keputusan, melainkan hanya sebagai pengingat masyarakat agar konsisten terhadap berbagai kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya. Dalam arti lain, menyesuaikan berbagai kepentingan untuk mencapai tujuan bersama.
Ketiga, advokasi. Sering ditemui bahwa masyarakat jarang mengetahui/mengenal potensi dan kapasitasnya sendiri. Dalam hal ini fasilitator hendaknya mampu merangsang dan mendorong masyarakat untuk menemu-kenali potensi dan kapasitasnya sendiri. Oleh sebab itu, fasilitator sangat diperlukan untuk membantu masyarakat dengan memberikan berbagai alternatif strategi program PNPM Mandiri dan menyesuaikan berbagai kepentingan di masyarakat demi tercapainya tujuan bersama. Fasilitator juga harus selalu berpandangan positif dalam banyak hal, sehingga tidak mudah terjebak pada "pengambilan posisi" dalam setiap masalah secara sebagian dan hanya didasarkan pada kepentingan sesaat/jangka pendek saja. Hendaknya segala sesuatu dipandang secara utuh didasarkan pada tujuan yang jauh ke depan
Keempat, fasilitasi. Yang dimaksudkan adalah kemampuan yang mengandung pengertian membantu dan menguatkan masyarakat agar dapat dan mampu mengembangkan diri memenuhi kebutuhannya, sesuai dengan potensi yang dimiliki. Artinya, fasilitator harus mampu menyediakan dan siap dengan beragam informasi program (latar belakang, maksud dan tujuan, keluaran, prinsip dan nilai-nilai, visi/misi, sasaran, pendanaan, para pelaku/struktur organisasi, tahapan/siklus, pengendalian) termasuk pendukungnya, yang dalam hal ini adalah PNPM Mandiri. Karena program ini berbasis pemberdayaan masyarakat, maka fasilitator juga harus mampu menyampaikan materi yang dibutuhkan sesuai situasi, kondisi, toleransi, pandangan dan jangkauan, dengan bahasa yang mudah dicerna oleh masyarakat serta mudah diterapkan tahap demi tahap dalam mempelajarinya-di mana proses belajar masyarakat adalah mengenal, mengerti, memahami dan mampu meng-aplikasikan-serta memahami kemampuan/potensi diri dan atau pengetahuan/keterampilan baru dalam upaya penanggulangan kemiskinan.
Kelima, pelatihan/coaching. Yaitu, kemampuan mengelola dan melaksanakan coaching (sebagai pembekalan/penguatan) kepada para pelaku yang dimungkinkan terlibat dalam mendukung pelaksanaan program. Pelatihan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh rangkaian kegiatanPNPM Mandiri. Pada setiap tahapan pelaksanaan akan terjadi proses transfer pengetahuan dan kemampuan antarpelaku program dan masyarakat, sehingga terjadi proses pembelajaran. Pendekatan coaching menggunakan pola pembelajaran andragogi (POD) dengan metode partisipatif dalam rangka meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan dan kualitas para pelaku program serta masyarakat dampingan.
Berikutnya, yang tidak kalah penting dibandingkan kemampuan di atas adalah lima kemampuan pribadi. Pertama, kemampuan tampil di depan umum (sebagai narasumber). Kedua, kemampuan memimpin pertemuan (dalam rapat/musyawarah). Ketiga, kemampuan memecahkan masalah (terkait pengelolaan pengaduan masyarakat). Keempat, kemampuan berdisiplin diri.
Kelima, kemampuan administrasi/pengarsipan kegiatan (SIM/Pelaporan).
Kemampuan tersebut bisa rekan dapatkan melalui diskusi, simulasi dan belajar bersama, baik dalam tim fasilitator sendiri maupun dengan rekan tim fasilitator lainnya. Akan lebih mantap jika melakukan kunjungan-kunjungan antartim faskel guna melihat proses pelaksanaan sesungguhnya bagi rekan/tim faskel yang sedang berproses. Gunakan "ATM"-Analisis, Tiru dan Modifikasi-sesuai kebutuhan. Jangan lupa, diskusi dan simulasikan dulu di tingkat tim fasilitator, sebelum dilaksanakan ke masyarakat.
Sepuluh kemampuan tersebut di atas, menurut Saya, merupakan kemampuan yang sangat penting dan perlu rekan-rekan kuasai dalam menjalankan tugas ke-fasilitator-an. Untuk peningkatan pengetahuan dan kemampuannya, rekan-rekan dapat juga membuat Rencana Belajar Mandiri terhadap materi-materi dan kemampuan apa saja yang belum dipahami guna mendapatkan penguatan oleh rekan-rekan sejawat lain yang menguasai.
"Tugas Anda bukanlah untuk berhasil. Tugas Anda adalah mencoba. Karena, di dalam mencoba itulah Anda menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil!" (Mario Teguh)
"Kenyataan mengatakan bahwa tugas Anda yang terbesar, target-target Anda yang terbesar, bukanlah untuk mengungguli orang lain, namun untuk menggunakan kemampuan Anda dalam meningkatkan prestasi Anda sendiri" (Zig Ziglar)
"Orang yang berkarakter menemukan daya tarik khusus dalam kesulitan, karena hanya lewat kesulitan ia dapat menyadari potensi-potensinya" (Charles de Gaulle)
Jangan malu bertanya. Malu bukan tabu, apalagi malu-maluin. Lebih baik salah dalam belajar di hadapan rekan-rekan sendiri, daripada salah menyampaikan di hadapan masyarakat wilayah dampingan.
Harapan Saya, semoga rekan-rekan sukses, bisa seperti personil KOPASUS-Korps Pasukan Khusus (TNI AD)-yang memiliki tekad: "Di mana saja, kapan saja, situasi apapun, siap bertugas dan berhasil". Jangan KOFASUS-Korps Fasilitator Berkasus-dengan tekad: "Biarin aja, cuek aja, capek dech, emangnya gue pikirin".
Catatan Penulis: Artikel ini ditulis dengan referensi: 1. Modul Pelatihan P2KP & PNPM Mandiri, 2. Pengalaman di lapangan......
◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

DOWNLOADS


CHEK LIST LAPORAN BULANAN FK FT>> KLIK DISINI
BETON DAN PENGUJIAN SLAM>> KLIK DISINI
PERKIRAAN PENGGUNAAN DOK>> KLIK DISINI
SOP LAPORAN BULANAN FK FT DAN AFK>> KLIK DISINI
OUT LINE LAPORAN FK FT>> KLIK DISINI
DOKUMEN PENCAIRAN BKPG PERUBAHAN 2010>> KLIK DISINI
SOP PELAPORAN FASILITATOR PNPM TERBRU>> KLIK DISINI
PTO PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (PPD)>> KLIK DISINI
BAHAN BACAAN MUSREMBANG KEC>> KLIK DISINI
BACAAN TAMBAHAN MUSREMBANG KEC.>> KLIK DISINI
SURAT DIRJEN PETUNJUK PNPM 2011>> KLIK DISINI
PETUNJUK PNPM 2011>> KLIK DISINI

PERTANYAAN DAN TANGGAPAN

Copyright © 2012. PNPM BKPG KAB ACEH BESAR - All Rights Reserved B-Seo Versi 4 by Blog Bamz